Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tenang dan Percaya Diri, Itulah Kekuatanmu!

2 April 2022   14:15 Diperbarui: 2 April 2022   14:28 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Umur 30 tahun kok belum mengerti hidup damai dan harmonis dengan tetangga," kata ibuku sambil terus memojokkanku, "Seharusnya kan kamu yang tenang sekalipun dia gosip macam-macam, supaya tetangga juga adem dan kalian hidup rukun."

Itu tuh, yang aku engga suka dari ibuku. Tidak memposisikan dirinya di tempatku.

Dua tahun berlalu, dan nasibku ya tetap sama. Naik sedikit, turun banyak. Begitu-begitu aja, susah dan menderita.

Datang Tak Diundang, Pergi Secepat Kilat

Di awal tahun 2010, tiba-tiba hidupku berbalik 180 derajat. Aku diterima bekerja di sebuah perusahaan kelas dunia, Pou Chen Group.

Awalnya, gajiku UMR plus tunjangan bahasa Inggris. Lantas, aku melihat peluang untuk naik jenjang karir. Dan entah dewi apa yang memuluskan jalanku hingga berhasil, bahkan gajiku pun menjadi 4 kali lipat.

Wow, rupanya Tuhan sedang berpaling padaku. Aku mulai kenal kata bahagia.

Relasiku dengan kawan-kawan di pabrik baik-baik saja. Hampir 10.000 karyawan aku kenal, mulai dari tingkat rendah hingga ekspat.

Dari seluruh karyawan lokal, hanya aku yang punya kesempatan kenalan dengan bos besar, Charles Huang. Bahkan, dia menawarkan posisi sebagai asistennya dengan gaji 2,5 kali lebih tinggi.

Sayangnya, aku ini si tipe setia. Bosku, David Lin, orang yang super menyenangkan. Sekalipun dia
hanya datang ke Indonesia 3 bulan sekali, tim kami terikat dengan erat.

Suatu hari, ketika David Lin di Indonesia, dia menyengatku dengan berita buruk, “Medi, apa kamu ribut dengan Ira? Dia beberapa kali menghubungi saya dan mengeluhkan tentang kamu.”

Bagai petir di siang bolong, aku tak menyangka Ira akan bertindak sejauh ini. Cewe tomboi, yang juga single parent ini, berambisi menjadi kepala divisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun