Sesaat hening setelah di tinggalkan laki-laki muda bercelemek membawa kertas orderan kami itu,
“akang harus menempuh pendidikan ke malang selama tiga tahun, dan selama tiga tahun itu sama sekali nggak boleh pulang ke bandung … Sepulangnya dari malang, akang mau ketemu mama dan bapak .. “ ucapnya to the point.
“hhmmm … rupanya ini yang tak sabar ingin ia sampaikan” gumamku dalam hati
Sesaat kemudian hati terasa hampa, rasa kecewa menyelimuti, tak terbayang ku harus menunggunya selama tiga tahun dan entah apa yang harus kulakukan selama itu tanpanya.
Ia menatapku seolah mengerti galauku ..
“akang akan coba kirim kabar melalui surat dan kasih foto-foto akang ya … “ lanjutnya seraya tersenyum simpul menenangkanku.
“kalo gitu kita putus aja … “ ucapku pendek,
“nanti kita lanjut berhubungan lagi jika akang sudah pulang ke bandung “ lanjutku
Pikirku pendek sibuk mengalkulasi jika harus menunggunya berarti dia tidak bisa menghadiri kelulusanku, dan ia akan kembali tepat setahun setelah aku lulus. Tak terbayangkan pula harus menjalani long distance relationship, menunggu orang yang ku sayang selama itu … mungkin pula tiga tahun itu aku sudah bertemu dengan orang yang selalu hadir berada di sampingku.
“ah .. bukan tipeku kalo harus menunggunya “ pikirku berkecamuk, hingga tak perlu berpikir panjang tuk mengucapkan kata putus.
“ Yaa … nggak gitu dong Dek .. “ seraya tersenyum.