“Alhamdulillah bekal makannya abis maa … “ terang si sulung seolah mengerti kekhawatiranku.
“iya, .. Alhamdulillah punya adik juga abis, ayo segera ganti baju kalo kaka mau ikut ke TPA siap-siap pake baju koko.. ” tambahku
“adik mau ikut juga? “ tanyaku pada si kecil
“enggak ah capek! .. adik disini aja sama nenek “ jawabnya
Di sela-sela kesibukkanku berdialog dengan bocah-bocah itu terbersit pertanyaan dalam benak.. kenapa papahnya tak pernah ambil peduli terhadap mereka, harapan ku sekedar menyapanya by phone pun tak pernah ia lakukan ,, namun ya sudahlah toh mereka masih memiliki aku yang selalu menyayangi mereka …
“Mama pergi lagi sama kaka jam 3 nanti ya de .. mau ngajar anak – anak TPA “ lanjutku meskipun berat meninggalkan si kecil.
Ku alihkan pandangan ke arah pintu kamar yang terbuka lebar terlihat jelas ranjang itu dari ruang tengah dimana ku bercengkrama dengan anak-anak, ranjang itu begitu menarik perhatianku dengan langkah gontay kuhampiri, duduk di samping luar ranjang ingin rasanya sejenak merebahkan badan .. namun kupandangi jam di dinding kamar sudah jam 3 segera kutepiskan keinginan itu. Entah mengapa hari ini terasa begitu melelahkan padahal hari-hari yang kulalui bersama anak-anak hampir dipastikan sama seperti ini kecuali weekend.
“Hari ini lemes banget pengen rebahan dulu, tapi takut kesorean!“ ujarku pada si sulung
“Kaka udah siap pake baju koko, emang mama mau pergi jam berapa? “ Tanya nya
“ Sekarang … “ Tukasku
Segera ku gas motorku berbonceng si sulung meluncur menuju tempat mengajarku tadi pagi, kuusahakan satu jam sudah sampai di tempat tujuan namun tetap rasa khawatir menyeruak dalam benak, sesekali kulirik jam tanganku saat berhenti menunggu lampu berubah hijau di perempatan traffic light itu.