Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Maksud Prof Felix Tani Meminta Kompasianer Menulis Secara Anarkis?

27 Agustus 2020   21:19 Diperbarui: 28 Agustus 2020   06:25 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penulis Anarkis (medium.com)

Banyak hal yang tersirat dalam novel itu. Pembaca bisa membuat interpretasi beragam dan mengkaitkan dengan realitas yang ada di Indonesia.

Memang, saya amati, tulisan Prof Felix Tani hampir selalu berisi satir, dan pada saat yang sama ironi yang dikemas secara anarkhis. Tulisan beliau tentang budaya Batak selalu ditulis dengan perspektifnya yang mandiri. Banyak kebaruan dan pengalaman pribadi ada di sana. Sementara itu, tulisan opininya, khususnya yang berisi kritik (biasanya tentang pemda DKI Jakarta) ia tulis dengan pendekatan satiris. Coba kita baca tulisannya soal banjir Jakarta ini. 

Prof Felix berterima kasih pada pak Anies atas banjir Jakarta di bulan Januari. Tentu ini bukan rasa terima kasih yang sesungguhnya. Karena saya juga mengalami kebanjiran dan harus membantu ibu saya yang sakit untuk bisa dievakuasi dengan bantuan SAR dan tim pemadam kebakaran, saya bisa pahami kegemasan Prof Felix terkait banjir itu. Di artikel itu, Prof Felix memberikan kajian atas apa yang dilakukan dan apa yang belum dilakukan oleh Pak Gubernur.

Di artikel yang berbeda, Prof Felix mendiskusikan beberapa hal, sebagai argumen tentang apa yang terjadi berkaitan dengan naturalisasi sungai di Singapura, yang ia nilai berbeda dengan apa yang menjadi pemahaman Sang Gubernur. 

 Lah...mana yang kenthir? Yang kenthir itu ketika beliau menulis apa saja, memasukkan humor, ngomel, marah marah, lalu mencak mencak semaunya sendiiri.  Begitulah kira-kira. 

Apakah Tulisan Satir dan Anarkhis Masih Efektif di Masa Mis-informasi ini? 

Terdapat pihak yang percaya bahwa satir efektif untuk membuat perubahan sosial. Meski memang dibutuhkan tingkat intelektual tertentu untuk paham.  Dan mereka yang dikritik diharapkan menangkap pesan itu dan akan melakukan perubahan. Ini ada dalam tautan ini, Apakah Satir efektif ?  

Juga terdapat pandangan bahwa satir memiliki peran penting pada proses demokrasi, terutama di kalangan muda. Banyak komik, ilustrasi dan meme muncul dan dibuat orang muda untuk mengkritisi . Ini didukung pandangan Profesor Sophia McClennen, seorang pengajar hubungan internasional di Penn State's Center for Global Studies, Amerika. Menurutnya, satir berbeda dengan humor politik karena satir membutuhkan refleksi di pihak pembaca, sehingga menertawakan kondisi bukanlah tujuan dari humor yang ada di dalamnya. Iapun menulis buku tentang pentingnya satir pada proses demokrasi Amerika karena kalangan muda makin mencari berita politik yang kritis (Palgrave Macmillan, 2012).

Begitu pula tulisan anarkhis dianggap makin dibutuhkan, mengingat situasi saat ini makin kompleks. Hampir tidak ada persoalan yang linier. Dan, pilihan untuk menulis dengan gaya anarkis dianggap tepat.

Adalah Justin E.H. Smith, seorang profesor sejarah dan penulis pada the University of Paris dan penulis "Irrationality: A History of the Dark Side of Reason". Ia menuliskan bahwa proses disiinformasi dari media sosial yang terjadi saat ini telah membunuh bentuk satire dan humor dan menjadikannya ketinggalan jaman dan sulit dipahami (Newyorktimes, 04/08/2019). 

Polusi yang dihasilkan teknologi baru di ekosistem informasi kita membuat makin sulit untuk membuat perbedaan antara mana yang satir dan anarkis, dan mana yang merupakan berita yang valid. Persoalan disinformasi yang toksik dianggap mempersulit satir dan anarkisme untuk tetap hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun