Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Maksud Prof Felix Tani Meminta Kompasianer Menulis Secara Anarkis?

27 Agustus 2020   21:19 Diperbarui: 28 Agustus 2020   06:25 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penulis Anarkis (medium.com)

Buku ini merupakan satir politik dari situasi totalitarian pada masa Revolusi Soviet. Kisahnya, binatang binatang yang ada di peternakan Manor berhasil mengalahkan tuannya, Mr Jones, setelah mereka alami perlakuan jahat sang tuan. Pelan-pelan, para babi sebagai binatang berkaki empat berada pada posisi lebih tinggi dari para binatang lainnya. Bahkan, mereka berkuasa lebih, dan melebihi kekuasaan serta keserakahan Mr Jones, si penguasa  sebelumnya. 

Seekor babi tua, Major mengatakan bahwa sumber malapetaka adalah manusia. Setelah mampu menyingkirkan Mr Jones, pada kenyataannya para babi pemberontak, khususnya Napoleon dan Snowball berubah sikap. George Orwell sang penulis novel memasukan kata bertuah "Power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely" yang merupakan ucapan Sir John Dalberg-Acton, Baronet ke 8, paderi Anglikan antara tahun 1837 -- 1869. Tulisan itu membawa pesan bahwa kekuasaan cenderung membuat korup, dan kekuasaan yang absolut menimbulkan korup yang absolut pula. Situasi ini dialami oleh Napoleon, salah satu babi pemimpinan yang melakukan kecurangan, manipulasi dan bahkan membunuh dengan keserakahannya, ketika ia berkuasa.  

Ketika Mr. Jones, si manusia, mencoba kembali berkuasa, para binatang menolak dan melawan sehingga terjadilah "The Battle of the Cowshed." Pada peristiwa itu, Napoleon menjatuhkan Snowball dan mengatakan kepada semua binatang bahwa Snowball adalah kaki tangan Mr Jones. Napoleon jadi pahlawan para binatang. Di sini, George Orwel menggambarkan sifat-sifat manusia ketika berada dalam kekuasaan. Semuanya digambarkan dalam fable satir.

Satu contoh lain dari tulisan satir yang saya baca adalah the Sympathizer, suatu novel yang menggambarkan perdebatan batin seorang laki laki sebagai 'double agent'. Ia adalah keturunan Vietnam dan Perancis yang kesetiannya pada bangsanya (Vietnam) bertabrakan dengan nilai anti komunis yang ia miliki setelah ia bersekolah di Amerika. Novel dengan latar belakang perang Vietnam dan jatuhnya Saigon di tahun 1970an karya Viet Thanh Nguyen' ini memenangkan penghargaan Pulitzer pada tahun 2016.  

Ada banyak kisah satir dalam novelnya ini.  "Aided by Superman, our fecund little country no longer produced significant amounts of rice, rubber, and tin, cultivating instead an annual bumper crop of prostitutes, girls who had never so much as danced to a rock song before the pimps we called cowboys slapped pasties on their quivering country breasts and prodded them onto the catwalk of a Tu Do bar.". Ia analogikan Amerika sebagai Superman yang membantu Vietnam dan menjadikan negaranya tak lagi bisa panen padi dan karet. Banyak kepahitan ia temukan di antara warga Vietnam yang miskin, yang merupakan saudara kandungnya. Perempuan-perempuan Vietnam yang semula lugu tiba tiba menjadi canggih dengan dansa musik rock dan menjadi perempuan prostitusi yang harus melayani tentara Amerika. 

 Novel satir lain yang tidak boleh dilewatkan tentu saja "Burung --burung Manyar" karya YB Mangunwijaya (dirilis pertama 1981). Novel ini merupakan satu dari karya yang menjadikan Romo Mangun menerima Ramon Magsasay atas penghargaan sastra di tahun 1996.

Burung-burung Manyar menceritakan tentang Atik yang merupakan tokoh yang lincah dan pemberani, anak pak Antana seorang laki laki yang bekerja di Kebun Raya Bogor dan Cagar Alam Ujung Kulon. Ibunya adalah keturunan Keraton Mangkunegaran. Atik suatu saat menjadi juru ketik Syahrir.

Atik menjalin cinta dengan Teto, seorang laki laki beribukan seorang Belanda dan berbapak seorang Jawa yang pernah menjadi KNIL. Ayah Teto akhirnya ditangkap Kempetai atas tuduhan melakukan gerakan bawah tanah. Sementara ibu Teto akhirnya mejnadi gundik dari kepala Kempetai. Tetopun akhirnya bergabung menjadi KNIL.

Burung-burung Manyar bisa dikatakan sebagai novel sejarah. Di dalamnya terdapat peristiwa bersejarah di Indonesia sejak masa penjajahan sampai dengan masa pasca kolonialisme. Terdapat kisah dan masa Syahrir di dalamnya. Bahkan, disebutkan bahwa Syahrir adalah tokoh dan intelektual kemerdekaan yang sesungguhnya. Sukarno seakan sebagai pemimpin fasis. Sementara Hatta diceritakan selintas.

Juga, ada koreksi sejarah soal KNIL. Sejarah mencatat seakan KNIL adalah kelompok netral yang mendukung kemerdekaan RI. Pada halaman 3 dari novel ini (edisi 2007) tertulis "Pernah dengar "anak kolong"? Nah, dulu aku inilah salah satu modelnya. Asli totok. Garnisun divisi II Magelang (ucapkan:MaKHelang). Bukan divisi TNI dong, Kan aku sudah bilang: totok. Jadi KNIL jelas kolonial, mana bisa tidak. Papiku loitenant keluaran Akademi Breda Holland. Jawa! DAN Keraton! Semula tergabung dalam Legiun Mangkunegara. Tetapi Papi minta agar dimasukkan ke dalam slagorde langsung di bawah Sri Baginda Neerlandia saja; Ratu Wilhelmina kala itu. Terus terang Papi tidak suka pada raja-raja inlander,... Soalnya papi suka hidup bebas model Eropa,..." 

Yang unik, Romo Mangun menjadikan Teto menjadi pahlawan di akhir kisah karena ia membongkar kecurangan perusahaan minyak tempat ia bekerja sebagai ahli matematika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun