Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Protokol COVID-19 bagi Jamu Gendong: Suatu Model Normal Baru

13 Mei 2020   09:00 Diperbarui: 14 Mei 2020   21:21 2044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamu Empro Praktekkan Protokol-19 ( EMPU)

Peran Pamong Jamu, atau pelanggan yang 'momong' ibu Jamu, seperti mbak Eko, mbak Evie Permata Sari dan mbak Indana Zulfa adalah penting.

Sebagai contoh, mengingat ibu Ngainah masih tidak/belum lancar membaca, mbak Eko lebih intensif momong. Tetap Jaga Jarak, tentu. Peran mbak Indana Zulfa untuk memperkenalkan produk jamu mbak Susi yang telah melakukan protokol COVID-19 ke kawan kawan dan kolega kerja akan meningkatkan pemasaran produk Jamu mbak Susi.

Mbak Susi masih punya tantangan dengan ruang produksi yang terbatas di kontrakkannya yang sederhana. Namun, kebersihan adalah menjadi persyaratan utama agar bisnis jamunya berjalan baik, sesuai protokol COVID-19.

Sementara, produk Ibu Azizia yang telah menggunakan sistem penjualan online akan memberi keyakinan lebih baik bagi pelanggannya. Mbak Evie Permatasari yang menjadi Pamong Jamu lebih menjalankan peran sebagai kawan seiring, untuk mengingatkan protokol COVID-19 dan membantu membuat video dan hal hal lainnya.

Implementasi Protokol COVID-19 pada Jamu Gendong adalah suatu model penerapan Normal yang Baru 'the New Normal' agar Ibu Jamu tetap lestari produk dan bisnisnya.

Masih banyak yang harus dilakukan untuk membantu para Ibu Jamu. Pada suatu saat, mereka perlu mendapat ijin BPOM. Meski BPOM lebih sesuai untuk memberikan sertifikasi atas Jamu Gendong sebagai minuman herbal yang menyehatkan, kita perlu realistis untuk tidak berharap agar BPOM memberikan sertifikasi atas efektivitas dari Jamu Gendong sebagai sunstansi yang dapat meningkatkan imunitas.

Tradisi meminum jamu gendong yang hampir hilang mungkin terbantu dengan penerapan protokol COVID-19 ini. Dan kita sebagai masyarakatlah yang perlu menjadikan Jamu sebagai warisan budaya dan pengetahuan lokal yang perlu dihormati.

Selamat memulai hari-hari Normal Baru.

*) Penulis sebagai salah satu dari tiga pendiri komunitas Serat, Kain, dan Fesyen Berkelanjutan EMPU, selain Chandra Prijosusilo ( Sekar Kawung) dan Zubaidah Djohar ( Empu Jalin Karsa)

Pustaka : Pustaka 1. Pustaka 2. Pustaka 3. Pustaka 4.   Pustaka 5. Pustaka 6.  Pustaka 7, Pustaka 8, Pustaka 9

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun