Sementara Adimas adalah anak laki laki tertua dari keluarga pengacara yang serba berkecukupan, Sri adalah kepala keluarga perempuan yang hidupnya bergantung pada bisnis kerajinan tangan skala kecil.Â
Usia merekapun berbeda jauh. Sri berusia 5 tahun lebih tua darinya. Tak heran bila Sri menyebut Adimas dengan sebutan "brondong". Adimas cuek saja. Baginya, itu adalah sebutan sayang dan manja.Â
*****
Beberapa kali Adimas memeriksa HP nya dengan kecewa. Rupanya, Sri mematikan telponnya.
Sudah habis akal Adimas. Â Ia 'nembak' Sri dengan puisi. Ia membuat puisi untuk menghibur Sri ketika gundah. Dan, ia sudah sering membuat puisi untuk meminta maaf.Â
Kali ini, ia ragu. Apakah Sri akan  bisa melunak dengan puisi? Alasan kehilangan motor, pohon dan mural pasti tak masuk akal bagi Sri.Â
Adimas putus asa.Â
Adimas akhirnya tertidur. Meski tidur yang tak nyenyak.Â
Adimaspun terbangun ketika dering HP nya berbunyi.
Ia berharap itu dari Sri. Namun, suara Dika yang ada di seberang sana. Bicara cepat, Andika  berkata seperti memberi perintah "Nyalakan televisi di channel berita kota. Soal motormu. Sekarang".
Ia yang belum gosok gigi dan belum ke kamar mandi itupun segera menyalakan televisi.Â