Mural itu adalah hasil karya mahasiswa kampusnya yang bekerjasama dengan seniman dan warga beberapa negara yang tinggal di kotanya.Â
Jam sudah menunjuk pukul 7.25 malam ketika Adimaspun akhirnya menghubungi telpon Sri. Tapi telpon Sri tidak aktif. "Sri pasti marah", pikir Adimas.Â
Setengah putus asa, akhirnya Adimas menelpon Dika, sahabatnya, memberi tahu apa yang terjadi.Â
" Lapor saja ke kantor polisi soal motormu. Itu kehilangan besar. Masa cuma kau cari cari", kata Dika.Â
Adimas menuruti saran Dika.Â
Perlu waktu lama proses pengaduannya dicatat polisi. Rupanya ada beberapa pelapor. Soal kehilangan yang sama. Kehilangan motor yang diparkir di bawah pohon Trembesi besar itu.
Jam telah menunjukkan pukul 10.00 malam ketika Adimas pulang ke rumahnya dengan menumpang taksi.
Iapun gelisah karena ia tak bisa menghubungi Sri.
Mungkin Sri marah.Â
Bukan sekali dua kali Sri marah dan ngambek. Bahkan, Sri sudah memberikan ultimatum.Â
Ultimatum putus pacaran. Bukan karena soal besar. Selalu soal itu itu saja.Â