Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Studi Kasus Demokrasi yang Mati di Negeri Pencoleng dan Pemerkosa

18 September 2019   21:20 Diperbarui: 15 Januari 2020   12:24 4203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua ditulis dalam "past tense". Sudahlah, tak ada demokrasi. Kita sudah mati sejak kemarin. 

*) Untuk tidak menyinggung orang dan lembaga tertentu, saya harus abstrak. Untuk abstrak, saya harus samar dan tak jelas. Karena tidak jelas, tulisan saya menulis sesuatu yang basi, membosankan dan melelahkan. Saya memang sudah mati.  

Pustaka :  Satu, Dua, Tiga, 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun