Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Pertama dan Terakhir

8 Juli 2022   08:39 Diperbarui: 8 Juli 2022   08:40 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maukah kau menerima aku yang sudah bercela," Amira menatap kekasihnya dengan sendu. Jantungnya berdegup kencang menunggu jawaban Anwar.

"Hati ini tetap setia menunggumu, kita sama-sama sudah tercela. Mengalami kegagalan pernikahan, aku juga merasa ragu apakah kau masih mau menerimaku?" Ujar Anwar

"Aku juga tetap masih ingat kamu, takdirlah yang membuat aku berpisah darimu. Aku berharap ini adalah akhir dari derita yang telah lama berlalu. 

"Iya Amira, apakah keluargamu mau menerimaku, tapi sekarang aku tetap mempertahankanmu walaupun mereka tidak setuju." Anwar bertekad untuk melamar Amira apapun rintangannya.

"Sekarang keputusan di tanganku, mereka telah menyesal menjodohkanku." Amira menjelaskan tentang keadaannya sekarang.

Setelah beberapa kali bertemu. Hubungan Anwar dengan Amira semakin erat begitu juga dengan anak-anaknya. Amira terus berusaha mencari tahu dimana berada suaminya. Minta surat cerai resmi. 

Seperti ditelan bumi tiada kabar dari suaminya. 

"Bagaimana caranya kita bisa menikah, aku belum resmi bercerai," ujar Amira di suatu hari, senja menemani di beranda rumahnya.

"Aku bantu mencari sayang, semoga bisa ditemukan."

"Aku serahkan padamu sayang. Sudah lima tahun berlalu tiada kabar darinya. Entah dimanakah dia, saat terakhir kali aku dipukuli olehnya sempat juga dibawa ke RS oleh tetangga. Hingga saat ini dia belum ada kabar."

Anwar meraih Amira ke pelukannya. Tak bisa dibayangkan bagaimana keadaan Amira saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun