"Tenang saja sayang, semoga aku segera menemukannya."
Doa dan harapan Amira terkabul. Anwar bertemu dengan Hasan di cafe tidak berada jauh dari tempat usahanya. Pucuk dicinta ulam pun tiba.
Anwar berhasil mengajak Hasan bertemu dengan Amira. Mereka akhirnya saling meminta maaf. Hasan menandatangani surat cerai.
"Aku titipkan istri dan anak-anakku. Aku sungguh menyesal telah menyakiti mereka. Aku tidak berharap lebih jauh lagi. Sayangilah mereka jangan seperti aku," raut wajah penyesalan tergambar jelas di wajah Hasan.
"Amira, maafkanlah aku." Anwar sambil menyalaminya.
"Aku sudah lama memaafkanmu." Ujar Amira mencoba melupakan masa lalu menjadi suami Hasan
Kebahagiaan itu akhirnya menghampiri Amira. Cinta lama bersemi kembali. Cinta pertama dan terakhir. Menua bersama. Tiada yang bisa memisahkan lagi kecuali maut. Bersama Anwar membina rumah tangga bahagia dan harmonis. Anak-anak juga sangat dekat kepada Anwar daripada ayah kandungnya.
Cinta Amira dan Anwar penuh derita dan akhirnya berujung bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H