" Aku menunggu kabarnya Anwar, Ma. Dia berjanji datang setelah nanti sukses merantau di negeri orang." Amira tetap bertahan menunggu sang pujaan hati melamar.
"Apa yang kamu tunggu dari dia, sampai sekarang juga kau tidak tahu dimana dia tinggal," Mama Mita mulai marah. Nada suaranya mulai tinggi.
"Tapi Ma, aku sangat mencintainya," sahut Amira lagi.
"Makan tuh cinta! Minggu depan keluarga Hasan datang ke rumah, untuk melamarmu. Dandan yang cantik, usahakan segera pulang dari tempatmu bekerja. Bila perlu izin sehari!" Mama Mita nyerocos terus tanpa memikirkan perasaan Amira.
Seminggu telah berlalu. Amira izin pulang setengah hari. Berdandan rapi menunggu lamaran dari keluarga Hasan. Masih tetangga tidak berapa jauh dari rumah. Sebenarnya Amira tidak terlalu suka dengan gayanya Hasan. Kelihatan masih membanggakan hasil jerih payah orang tua. Pada dasarnya  Hasan pemalas. Suka nongkrong dan main judi.Â
Setelah lamaran itu beberapa bulan kemudian Amira resmi menjadi istri Hasan. Mereka tinggal dengan mertua. Usaha diwariskan kepada Hasan. Orang tua Hasan memilih untuk beristirahat.Â
Tenyata Hasan tak becus berkerja. Sering merugi dan bahkan sifat masa bujang masih melekat. Padahal sudah punya anak dua. Lama-lama usahanya bangkrut. Sehingga Amira yang menjadi tulang punggung. Selain tidak punya pekerjaan Hasan sering mabuk dan ringan tangan. Marah-marah tidak jelas. Amira semakin hari semakin kurus, sering juga ada bekas pukulan di badannya.
Amira tidak tahan, minta cerai. Hasan tidak terima akhirnya memukul Amira dan anak-anak. Amira dengan mata lebam melaporkan ke RT setempat. Hasan ketakutan atas laporan Amira. Yang akhirnya jiwa pengecut yang bersarang di hati membuat dia kabur. Tiada kabar darinya. Membuat Amira terlunta-lunta. Status yang disandang tidak jelas. Dia menjadi orang tua tunggal tapi masih bersuami.
Hari-hari Amira gundah gulana. Statusnya sering galau. Bahkan sering memposting hanya bertiga. Ternyata status galau Amira berbuah. Mantan kekasih ternyata selalu memantau keadaan Amira. Perasaan bersalah selama ini tidak pernah memberi kabar pada Amira. Anwar juga mengalami hal yang sama. Gagal dalam pernikahan dengan orang lain tanpa cinta. Istrinya memutuskan bercerai.
Kehidupan terus berlanjut. Amira melihat kotak pesan dari mantan kekasih. Awalnya dia ragu membaca pesannya. Pahitnya kegagalan pernikahan masih menghantui pikirannya.Â
Pesan itu mengajak bertemu. Ternyata selama ini mereka di kota yang sama. Amira membuang semua keraguan. Rasa cinta pada mantan membuat dia ingin segera bertemu. Rindu yang sudah mengakar. Ingin segera menyudahinya.
Anwar merasa sangat bahagia. Cinta bersemi kembali. Mereka akhirnya bertemu.