"Iya Pak, halo, sebentar saya cek dulu buku piket. Bu Diah sambil cek buku piket dan mengingat-ingat siapa saja yang sudah izin. Ternyata nama mereka berdua tidak ada, kemudian di cek ke ruang lab komputer.
"Pak Romi, apakah Robert dan Harry ada izin?" Bu Diah sudah ngos-ngosan ditambah lagi menahan amarah.
"Tarik napas dulu Bu Diah," ujar Pak Romi sambil menatap wajah Bu Diah yang cantik, wajahnya yang oval rambutnya bergelombang di tambah postur tubuhnya yang aduhai sangat cocok dia memakai rok sepan itu.
"Bagaimana Pak Romi, mereka ada izinkah?"
"Dari tadi mereka berdua tidak ada di sini, ini baru mau saya telepon Bu Diah menanyakan keberadaan mereka."
"Benar- benar anak nakal ya! Saya permisi dulu Pak Romi menjemput mereka di pos satpam.
"Silahkan Bu Diah, hukum saja seberat-beratnya biarpun dia anak orang berada. Gayanya sudah seperti yang punya yayasan."
Bu Diah menjemput mereka dan menyerahkannya ke ruangan BP. Guru BP langsung menelepon orang tuanya, menyuruh mereka hadir besok untuk menjelaskan tingkat kenakalan anaknya di sekolah. Bu Rinjani Rupea adalah guru BP yang sangat galak dan tegas, dia bila memproses anak langsung jera. Ini terakhil kalinya kesempatan Robert. Bila melakukan kesalahan lagi. Surat pindah dari sekolah melayang.
Keesokan harinya orang tua kedua anak itu Robert dan Harry mengahadap guru BP.
"Silahkan masuk Bu. Silahkan duduk di sini saja." Bu Rinjani menyilahkan duduk kedua orang tua itu, di kursi tamu ruang BP.
Kedua orang tua Robert dan Harry serta anaknya sudah duduk mengahadap Bu Rinjani.