Harry datang baru dari kantin menuju tempat duduknya persis sebelahan dengan Robert. Ia duduk sambil menawarkan makanan siomay yang ada di tangannya. Secepat kilat Robert menyambarnya, kelihatnnya dia lapar.
"Biasa saja Bro, sepertinya dirimu lapar," ujar Harry  sambil menhenyakkan pantatnya di kursi tepat sebelahan dengan Robert.
"Nanti pulang sekolah kita nongkrong ya tempat biasa."
"Ok, jangan lupa jatahku ya, kamu siapkan."
"Itu mah kecil mau berapa batang samamu."
"Tidak usah banyak-banyak se bungkus saja, aku mau rokok filter ya!"
"Siap bro, yang penting temani aku di warung Mak Juriah. Aku malas pulang ke rumah, sepi orang tuaku paling jam sepuluh baru sampai di rumah."
"Apakah setiap hari memang seperti itu."
"Kecuali Sabtu dan Minggu, tapi itu juga kadang lembur dan keluar kota."
"Sebegitu menyedihkan dirimu ya, kalau aku mah terbalik, di rumah ramai terus, adikku masih ada 3 lagi, paling kecil umur 3 tahun. Kalau aku di rumah, emak pasti terus-menerus menyuruh aku jaga adik. Kadang aku malas dan cape."
"Tapi kan setidaknya di rumah ramai, tidak seperti aku kesepian hanya ditemani Bibi Aisa."