"Iya, Bah," jawabku singkat.Â
"Nah, oleh sebab itu Abah ingin menjodohkanmu dengan wanita pilihan Abah."
Ini yang aku takutkan, main jodoh-jodohin.Â
"Tapi, Bah. Aku tidak suka dijodoh-jodohin," jawabku.Â
"Kalau dijodohin, takut nggak cocok dan ujung-ujungnya cerai," lanjutku.Â
"Kamu jangan melihat buruknya saja, yang langgeng juga banyak. Contohnya Abah sama Emak. Lihatlah, sampai sekarang masih harmonis."
Memang iya, Abah sama Emak sampai sekarang sangat harmonis dan juga kompak. Apapun masalah yang menimpa, mereka selalu membicarakannya baik-baik.Â
"Bah, tapi aku ingin jangan hanya satu perempuan saja supaya bisa memilih mana yang terbaik," balasku. Mereka bengong mendengar jawabanku.Â
"Maksudmu apa, Le," tanya Emak. "Kamu mau poligami? Satu aja belum dapet mintanya lebih."
"Bukan begitu, Mak. Aku pinginnya ada 3 atau 4 calon yang ingin kupilih dan nanti akan aku test. Aku ingin memberikan beberapa pertanyaan. Nah jawaban merekalah yang akan menjadi pertimbanganku. Aku tak butuh cantik dan kaya, yang penting ketulusan mereka menerimaku, bukan karena ketampanan dan kemapananku," ucapku.Â
Abah sama Emak tertawa bersamaan.Â