Dengan perasaan tak karuan, Darru beranjak pergi dari situ.
*****
"Innamaa amruhu idzaa aroda syai'an ayyaquulalahuu kun fayakuun." Sya mengaji dengan suara merdu menggunakan lagu Sika Turki di kamarnya.
"Sya, ada tamu di depan, katanya temen kamu," panggil bunda dari ambang pintu kamar.
"Bentar, Bun. Sya lanjutin dulu ngajinya."
"Fasubhaanalladzii biyadihii malakuutukulli syaiiwwailaihi turja'uun."
Sya mencopot mukena, tanpa pakai cadar, ia keluar dari balik pintu kamar.
"Mana, Bun. Tamunya?"
"Tuh, udah duduk di sofa." Bunda menunjuk dengan jempolnya.
"Hah, Pria itu? Kok bisa ada di sini?" Sya menggerutu pelan.
Ia duduk di sofa yang berjarak satu meter jauhnya dari Darru.
"Ada apa ke sini, Mas?"
"Ini, aku kembalikan dompetmu." Darru menyodorkan tangan ke arah Sya.
"Taruh aja di meja."
"Oh, iya deh. Aku taro di meja, yah."