Brugh!
"Astaghfirullah ... yah, berantakan deh."
"Eeehh, maap, Neng. Aku gak sengaja nabrak. Keburu-buru soalnya,"
ucap lelaki tampan dengan hidung mancung dan semampai.
"Iya, gapapa."
Sya memunguti barang belanjaannya yang bercecer di lantai pasar.
"Sini, biar aku bantu."
Mereka punguti satu-satu barang belanjaan milik Syaheela.
Tiba-tiba ....
"Eh, maapin lagi yah, gak sengaja kepegang," ucapnya sambil melepaskan tangan Sya, gugup.
Mereka saling tatap.
Netra lentik berpadu retina biru milik Sya beradu dengan retina coklat milik Darru.
Lalu ....
"Astaghfirullah, maaf."
Syaheela pergi meninggalkan pria itu. Ia langsung merebut kresek belanjaan yang ada di tangan Darru.
"Masya Allah, cantik sekali," serunya dalam hati.
"Eehh, tunggu! Kita belom ... yah, udah keburu jauh."
Ia pandangi Syaheela dari kejauhan, tapi ... ada yang aneh, darahnya serasa berdesir tak beraturan, debaran jantungnya makin kencang saat ia membayangi tatapan Syaheela.
"Tatapannya ... apa aku ...."
"Ah, gak mungkin. Gak! mana mungkin aku ...."