"Aku yakin Nika sudah di Parapat, jangan-jangan sudah di Tuktuk, aku tak tau bagaimana itu Tuktuk. Mungkin kaliian selisih jalan atau waktu saja kali. Pokoknya aku tak mau tau caranya, kalian harus benar-benar serius mencegah anakku masih berhubungan  dengan anak kampung itu. Kalau terpaksa pakai cara kalian yang biasa kalian lakukan di Jakarta. Ingat lho, seratus juta Bukan sedikit, dan separuhnya lagi tinggal pencairan setelah kalian selesai."
Tony mengerutkan kening, berpikir. Mungkin juga Perempuan itu benar. Kalau betul Nika datang ke Parapat, siapa tau berselisih jalan. Tony pun tak kenal Nika. Tapi Dirgo bilang dia gadis cantikk wajahhnya selembut Yuni Sara.
Masih sekitar 20 kilometer lagi sebElum Kota Tebing Tinggi, Dirgo dan Ramli heran ketika tony berkata," Kita balikk lagi ke Parapat."
Ramli mau bertanya, tapi batal melihat wajah Tony muram.
Fortuner hitam itu memutar di pom bensin, balik arah ke Parapat
Saat itu sudah sore . Mobil Inova yang membawa Riko dan Nika sudah memasuki feri yang penuh muatan menuju Tomok.
"Yakin kamu ke Tuktuk lagi ya," tanya Riko di dalam feri.
Nika tersenyum, mengangguk. " Ya, sehari dua hari sebelum kita ke Jakarta."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI