Mohon tunggu...
lefrita  devi
lefrita devi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan swasta

Jangan lupa bersyukur dan ucap Alhamdulillah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kepercayaan yang Dusta

12 Januari 2018   06:36 Diperbarui: 14 Januari 2018   09:57 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"kamu memang tidak tau diuntung !!! Bapak sudah memperingatkan kamu agar kamu tidak lagi berhubungan dengan anak-anak seberang sana. Jika seperti ini bagaiman tradisi Bapak yang selama ini bapak jaga dengan baik. Sedangkan kamu ingin melakukakn hal yang bapak larang!!", ucap Pak Loso dengan wajah memerah dan juga tubuhnya gemetar menahan emosi atas rasa kecewanya kepada Bayu.

"jika keinginan bapak Bayu harus meninggalkan perempuan itu bayu ihklas pak" , dengan tegas Bayu menjawab

Pak loso terdiam tanpa banyak kata setelah mendapat jawaban dari bayu. Mungkin perkataan bayu bisa di pengang. Dengan memandang wajah Bayu, Pak Loso tersenyum puas karena ketegasan dari Bayu untuk tidak melanggar aturan yang sudah ada pada keluarga tersebut.

"baru itu anak Bapak, kamu harus tegas Le. Ingat jaga tradisi mbahmu yang sudah tiada. Itu adalah bentuk penghormatan kita pada beliau"

"iya Pak, Bayu tahu. Semoga pilihan bayu tepat dan membuat bapak senang dengan keputusan bayu ini", Memandang ayahnya dengan tatapan sinis.

Keesokan harinya Pak Loso merasa bangga dan tidak khawatir lagi akan kondisi dan keadaan Bayu yang mulai mengetahui aturan adat dan istiadat yang selama ini dipertahankan. Bayu meninggalkan Bapaknya untuk bersiap-siap pergi bekerja ke ladang kentang yang ia kelola dengan kakak-kakaknya.

"Bapak, Bayu berangkat kerja dulu"

"iya le, hati-hati dijalan. Pakek saja sepeda kayuh Bapak yang ada dibelakang" , ucap Pak Loso dengan nada merayu.

"ndak usah Pak, bayu jalan kaki saja", ucap Bayu dengan sedikit tidak menggubris perkataan Bapaknya.

Bayu berangkat keladang dengan hati yang tak karuan, penuh dengan kebimbangan dan penyesalan. Pernikahan yang selama ini diinginkan Bayu telah hilang sirna bagai ditelah Bumi semua hilang tanpa ada sepatah katapun dari orang yang dikasihinya. Bungkam dan pergi itulah yang membuat hati Bayu terasa teriris dan sakit. Hari tidak terasa sudah larut malam. 

Semua keluarga Pak Loso berkumpul dan makan dengan tenang. Setelah makan Pak Loso dan keluarga nonton Tv bareng dengan kesederhanaan dan kehangatan di dalamnya. Saat semua keluarga berkumpul tiba-tiba Bayu tidak bisa menahan emosi yang sudah terpendam selama ini. Bayu mengatakan semuanya dan ingin membela orang dicintainya dengan gagah berani bayu  menjelaskan didepan seluruh keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun