Mohon tunggu...
lefrita  devi
lefrita devi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan swasta

Jangan lupa bersyukur dan ucap Alhamdulillah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kepercayaan yang Dusta

12 Januari 2018   06:36 Diperbarui: 14 Januari 2018   09:57 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Esok paginya semua suasana sudah mencair tenang dan senyum sumringah dari keluarga pak Loso. Pak Loso masih memikirkan pernikahan yang diinginkan Bayu dua hari yang lalu. Mungkin memang pernikahan dikeluarga pak Losso sangat sakral dan harus benar-benar memperhatikan tradisi yang  sesuai dengan ada instiadat nenek moyang. Jadi harus banyak hal yang harus difikirkan dan dipertimbangkan. 

Pernikahan di keluarga Pak Loso bisa dikatakan sangat rumit dan harus benar-benar memperhatikan aturan yang sudah berlaku serta yang sudah di tetapkan oleh kluarga Pak Loso. Ketika bayu sedang ngobrol dengan kakak-kakaknya dipanggillah bayu untuk bicara empat mata dengan ayahnya.

"sini le, duduk sebentar", ucap Pak Loso dengan menepuk kursi, dengan tujuan mengajak Bayu duduk disampingnya.

"iya pak"

"apakah keinginanmu menikah sudah benar-benar bulat?"

"insyaallah pak, jika bapak berkenan megizinkan Bayu menikah. Bayu akan berusaha untuk membuat bapak yakin akan keputusan bayu", ucap bayu dengan percaya diri bahwa dirinya siap untuk meminang seorang wanita.

"kamu ingin menikahi anak siapa dan dari desa mana dia"

"anaknya tabib diseberang desa kita pak"

"desa sebrang!", tegas Pak Loso dengan ekspresi terkejut mendengar jawaban dari Bayu.

"iya Pak, memang ada apa Pak?", dengan wajah tegas bayu bertanya dan Bayu juga sudah menduga bahwa semua akan menjadi bomerang baginya dengan memilih pilihan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun