"Nek, saya laki-laki...Sehat, tulen....Nenek tidak bercanda, kan ?"
"Maksudku, ini aku berikan untukmu,Jacob...Namun Nenek minta ini bisa kau jadikan sebagai salah satu mas kawinmu untuk Marie."
"Oh, begitu...." Aku dan Jacob mengangguk-angguk. Dalam hati aku masih tertawa geli dengan kesalahpahaman yang baru saja terjadi.
"Baiklah, lalu bagimana saya membalas kebaikan Nenek Pome ini dan bagaimana dengan cucu Nenek Pome yang belum kembali ke Wacola ?"
"Sebagai gantinya, kau jadilah pemimpin rumah tangga yang baik untuk rumah tanggamu dengan Marie. Itu saja. Mengenai cucu nenek, nenek bisa menjelaskan kepadanya lagipula ia tidak pernah tertarik dengan ini. Yang ia suka adalah berpetualang dan berpetualang."
"Permintaan Nenek sangat mudah untuk saya jawab ya tapi sangat berat untuk dilakukan. Namun saya akan selalu berusaha untuk itu. Do'akan..."
"Selalu." Kata Nenek Pome. Tidak tahan aku untuk tidak memeluk Nenek Pome.
"Marie, tidurlah kamu dan Jacob disini malam ini. Kau boleh tidur bersama Jacob di kamar ini." Kata Nenek Pome sambil membalas pelukanku.
"Ya, Nek. Tapi nanti saya ingin tidur di kamar Nenek Pome. Jacob biar tidur di kamar ini." Nenek Pome membalas kata-kataku dengan mengangguk-anggukan kepalanya. Tangannya mengusap lembut rambutku.Beberapa lama tinggal bersamanya di rumah ini sedikit banyak beliau sudah mengetahui bagaimana aku yang adalah gadis Lanzones ini. Wacola memang berbeda dengan Lanzones. Orang-orang Wacola telah mengagetkanku pada saat awal aku berada di desa ini dengan begitu mudahnya mereka memeluk orang lain.Di Wacola begitu seorang gadis dan pemuda saling mencintai pun maka tidak ada yang dapat melarang mereka jika mereka ingin tidur dalam satu kamar. Namun aku masih lah seorang gadis Lanzones.....
"Jacob, maafkan aku..." Kataku sambil memandang ke wajah Jacob. Apakah ada kekecewaan disana ?
"Kamu tidak salah, Marie...Aku mencintaimu apa adanya kamu. Jangan pernah berusaha untuk menjadi orang lain."