Mohon tunggu...
Aini Lutfiyah
Aini Lutfiyah Mohon Tunggu... lainnya -

Less is More

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pernikahan Gerhana (24)

31 Oktober 2012   08:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:10 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Menggunakan namamu pun pembaca akan bisa menerima ide-idemu jika ide-ide itu memang membuat mereka merasa tertarik."

" Aku khawatir begitu buku itu terbit justru yang pembaca ingin tahu adalah tentang siapa Marie, rambutnya panjang atau tidak, di salon mana Marie merawat rambutnya, berapa tinggi tubuhnya,apakah Marie secantik Ratu Victoria dari negeri seberang, pakaian merek apa yang Marie pakai, berapa ukuran sepatunya, makan malam apa yang paling di sukai oleh Marie....Hal-hal yang menurutku tidak lebih penting daripada ide-ide dalam tulisanku. Jika tulisan-tulisan itu menggunakan namamu maka orang sudah tahu siapa Jacob Alek sehingga yang mereka cari adalah isi dari tulisanmu."

"Namun pembacaku sudah mengetahui bagaimana gaya penulisanku dan sampai saat ini aku tidak pernah menulis tentang Wacola baik tersirat maupun tersurat dalam buku-bukuku. Bahkan dalam satu kalimatpun tidak. Pembacaku pasti akan mengetahui bahwa itu bukan tulisanku. Aku tidak mau membohongi mereka dan aku tidak bisa membayangkan jika itu sampai terjadi, apa yang akan aku katakan kepada mereka ?"

"OK. Kalau itu sampai terjadi, maka aku yang akan menjelaskan kepada mereka."

"Maksudmu ?"

"Ya. Aku akan mengatakan kepada mereka bahwa saya bisa menjelaskan semua dan saya mengetahui semuanya karena saya adalah isteri Jacob Alek. Jacob Alek telah menjelaskan semua tentang Wacola kepada saya dan saya adalah juru bicaranya tentang itu."

"Ngawur kamu !"

" Apanya yang ngawur ? Bisa saja, kan ?"

Sedikit tanpa kami sadari Nenek Pome beringsut akan turun dari atas tempat tidur yang kami duduki bertiga.

"Nek, Nenek Pome...Maaf..." Kataku namun Nenek Pome hanya diam.

"Nek, maaf...bukannya kami tidak mempedulikan Nenek...Jacob,Kamu yang mulai sih. Disini kita bertiga mengapa yang kita bicarakan hanya tentang urusan kita berdua ?" Aku pegangi tangan Nenek Pome agar dapat turun dengan lebih mudah, Jacob dengan sigap membantu dari sisi sebelahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun