"Tidak juga. Tadi hanya teringat pembicaraanmu dengan Ayah."
"Ya. Seharusnya ayah bersikap lebih welcome denganku. Marie, kita ke arah mana ?"
" Lurus saja. Sampai di pertigaan kita belok kiri. Rumah kedua itulah rumah Nenek Pome, rumah di sebelahnya adalah rumah Janet."
Sampai di rumah Nenek Pome, beliau menyambut kami dengan wajah bersuka cita. Ia memandang wajah Jacob dengan lekat sebelum kembali mengajakku berbicara.
"Nek, ini Jacob."
"Kekasihmu, Marie ?"
"Ya."
"Lebih tepatnya adalah calon suami Marie. Saya akan segera menikahinya." Kata Jacob.
"Baguslah, agar Marie tidak sering begadang."
"Dia seperti itu ?"
"Wah, jangan tanya.Tengah malam aku akan ke kamar mandi, kamarnya masih terang benderang."