Datangnya dia yang mengusik hatiku
Hadirkan luka baru meresahkan jiwaku
Aku terhempas layaknya tak kau kira
Aku terluka yang tak kau sengaja
"Boleh ya, Ayah. Ayah nggak apa-apa, 'kan', sarapan sendirian?" Jeany ikut-ikutan meminta izin saya.
Egois sekali jika saya melarang. Lima hari berturut-turut dia kelelahan ditumpuki kewajiban mengajar, memandu para ibu berbisnis makanan kecil, dan mengurus Ayahnya yang sakit-sakitan. Masa harus ditambahi lagi keletihannya?
"Boleh, Sayang. Hati-hati, ya."
Jeany berteriak senang dan mencium pipi saya. Dia pun melenggang pergi bersama pria bermata almond itu.
Tak semestinya aku yang terluka
Karena diriku yang pertama mencintaimu
Tak seharusnya dia yang kau terima