Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cinta Bagai Toefl

21 Juni 2020   06:00 Diperbarui: 21 Juni 2020   06:13 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku membalas sapaannya. Tanganku terjulur, membantu Ayah berdiri.

Yeeeay, aku bisa lebih santai pagi ini. Sabtu dan Minggu jadi hari kemerdekaanku. Dalam dua hari ini, aku tak perlu repot menyiapkan materi pelajaran atau mengetik soal Ms-Word khusus untuk Silvi. Aku bisa bercengkerama sepuasnya dengan Ayahku.

"Ayah mau sarapan apa? Bubur? Roti panggang? Wafel? Nasi goreng?" Kusebutkan berbagai pilihan.

"Terserah Jeany," jawab Ayah lembut. Kutebak Ayah kehilangan selera makan karena penyakitnya.

Kuputuskan membuat wafel. Ketika aku tengah sibuk mengaduk adonan, tanpa diduga Ayah mengambil alih tugasku. Pria dengan apron putih itu membantuku menyiapkan sarapan.

"Jangan, Ayah istirahat aja. Ayah masih sakit," cegahku.

"That's what fathers are for."

Nada suara Ayah seolah finalitas. Kalau sudah begitu, Ayah enggan berdebat. Kubiarkan saja Ayah memproses adonan wafel dan memanggangnya.

Ting tong

Aku menoleh begitu mendengar dering bel pintu. Siapa yang bertamu pagi-pagi begini? Pastinya bukan pengantar susu atau para ibu yang belajar membuat makanan kecil denganku, ini akhir pekan, mylove. Kutinggalkan dapur dan berjalan ke aula.

Perjalanan dari dapur ke aula serasa bermil-mil panjangnya. Kenapa juga Ayah harus membeli rumah sebesar ini? Ruang tamunya saja disebut aula saking luasnya. Aku sampai di aula dan membuka gerendel pintu utama yang berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun