Teriris hati Jose. Dengarlah, ayahnya seperti anak kecil. Ia tidak membaca teks, melainkan hanya tertarik dengan gambar.
"Sekarang Ayah makan dulu, ya. Trus minum obat."
Dengan sabar, Jose menyuapi ayahnya. Terlihat Ayah Calvin kesulitan menelan makanannya. Tepat ketika Ayah Calvin muntah...
"Airport man..."
Liza memasuki paviliun. Tas kamera berayun liar di lengannya. Jose menoleh.
"Pergi!" usirnya.
"Oh Jose, apa salahku? Aku hanya ingin menengok ayahmu..."
"Kubilang pergi! Ayah Calvin Wan jauh lebih berharga dari Liza Soeratman!"
Tubuh Ayah Calvin dan Liza sama-sama bergetar. Ayah Calvin takut dengan suara keras. Liza tak mengerti letak kesalahannya.
"S-Sayangku...jangan b-berteriak seperti itu, Nak. A-apa kata Ms. Erika di sekolah kalau tahu ketua kelasnya membentak anak perempuan?" Ayah Calvin tergeragap, lengannya merengkuh lembut pundak Jose.
Lampu menyala di kepala Liza. Sekejap saja dia tahu ada yang tidak beres.