"Papa balik aja ke kantor. Dan...Ayah, kan, harus istirahat."
Keduanya menggeleng. Bandel sekali Ayah dan Papaku.
Sejurus kemudian, Ayah beranjak pergi. Kupikir ia akan pulang dan menuruti bujukanku. Perkiraanku meleset. Ayah membawa banyak sekali bunga. Dibagi-bagikannya bunga pada pengguna jalan.
"Kalau kalian beli makanan dari food truck ini, kalian dapat bunga dari saya." Ayah tersenyum menawan, memberi penawaran menggiurkan.
Dalam waktu singkat, food truckku kebanjiran pembeli. Mereka senang sekali mencicipi makananku dan menerima bunga dari Ayah. Kukerling Ayah. Senyum puas menghiasi wajah pucatnya.
Diam-diam kulirik Papa. Ia nampak kesal dan tersaingi. Aku menahan tawa.
Tak mau kalah, Papa berteriak pada seisi jalan raya.
"Yang beli makanan di food truck ini bisa foto gratis sama saya!"
Papa nekat atau narsis ya? Eits, jangan salah. Promosinya ampuh juga. Berduyun-duyun para gadis dan perempuan muda menyinggahi food truckku.
"Hei, ini pelangganku!" serobot Papa ketika Ayah akan memberinya bunga.
"Bukanlah, ini pelangganku."