Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] Berat Meninggalkanmu Sendiri

18 November 2019   06:00 Diperbarui: 18 November 2019   06:05 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baiklah, ini tak bisa dibiarkan. Calvin menyampirkan jas hitam Versace itu di tubuhnya. Pencahayaan yang minim memperkecil kemungkinan Silvi mengenalinya.

Kepala Silvi tengadah saat kursi di depannya ditarik. Senyum gadis itu melebar melihat seseorang datang ke mejanya.

"Kamu pasanganku, ya?" sambutnya antusias.

Calvin tak bersuara. Ia hanya tersenyum. Jangan sampai Silvi mengenali suaranya.

Salad, chicken cordon bleu, puding, dan pai apel tersaji di meja. Mereka makan tanpa bicara. Silvi terus bicara dan bertanya. Ketika gadis itu kesulitan memotong makanannya, Calvin mengulurkan tangan. Dipegangnya tangan gadis itu, dibantunya Silvi menggerakkan pisau membentuk potongan-potongan ayam berlumur saus itu.

"Terima kasih..." kata Silvi ceria.

Ah, anak itu. Andai saja dia tahu siapa pasangan candle light dinnernya.

Calvin terus membantu Silvi memotong-motong makanannya. Hati Silvi berselimut damai.

"Tangan ini...seperti tangan Ayah. Ah, mana mungkin? Ayah, kan, nggak ada di sini." Silvi bergumam sendiri.

Hati Calvin mencelos. Sediam apa pun ia, sekeras apa pun usahanya menyamar, sedikit-banyak Silvi merasakan sesuatu yang khas darinya. Walau begitu, Calvin rela mempertaruhkan apa saja, termasuk rasa malu, agar tetap bersama Silvi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun