** Â Â
-Fragmen si kembar
Kegelisahan menyerbu, menjajah hati yang membiru karena sepi. Calvin tak tahan berdiam diri terus di rumah. Berbaring selama berjam-jam di tempat tidur justru membuatnya tambah sakit. Diremasnya gumpalan tissue penuh darah, dan benda-benda putih itu berakhir di tempat sampah.
Calvin meluncur ke sekolah Silvi. Ia sampai menjelang Maghrib. Gerbang sekolah nyaris ditutup. Pria berjas hitam itu berpapasan dengan Frater Gabriel.
"Anda...Ayahnya Silvi, kan?" tebaknya.
Ingatan Frater Gabriel masih belum berkarat. Calvin menganggukkan kepala. Dia minta izin dipersilakan masuk.
"Maaf, LKO hanya untuk siswa calon pengurus OSIS." Frater Gabriel menolak halus.
"Iya, saya tahu. Saya takkan mengganggu. Izinkan saya menemani Frater."
"Menemani saya? Saya tak perlu ditemani..."
Calvin berkeras. Ia melepas jasnya, memperlihatkan kemeja putih polos. Dikenakannya apron putih, kacamata hitam, dan topi. Tak ada yang tahu kalau itu dirinya.
"Anda wali murid paling ngotot yang pernah saya jumpai." komentar Frater Gabriel.