"Hei, dengar!" teriak Jose ke arah para pembully Rachel.
"Kekasihku seratus kali lipat lebih berharga dari kalian semua!"
** Â Â
-Revan & Shilla
Perasaan waswas menyergap hati pria bermata biru. Sosok hitam baru saja mendekapnya. Tentunya bukan monster. Ia hanyalah wanita bercadar dengan pakaian serba hitam yang menutup dari ujung kaki hingga ujung rambut.
Di pelataran bandara, rindu mereka terbayar lunas. Perlahan Revan melepas pelukan. Ia ngeri karena tak bisa menatap wanita yang diajaknya bicara.
"Shilla, ini hari terakhirmu bercadar, kan?" Revan memastikan.
Shilla mengangguk, lalu mengiyakan untuk memperjelas.
"Bagus. Dan mulai besok, berhenti mendatangi pengajian-pengajian itu. Aku akan mendatangkan ulama pluralis ternama untuk mengajarimu."
Angin sore berdesis nakal. Deru angin membuat cadar Shilla terlepas. Kain hitam itu melayang jatuh. Tersingkaplah wajah putih, teduh, dan bercahaya. Kepanikan Shilla ditingkahi senyum puas Revan.
"Itu dari Allah, Istriku Sayang. Tanda bahwa kamu harus melepaskan cadarmu."