Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jadilah Princess, Lepaskan Cadarmu

3 November 2019   06:00 Diperbarui: 3 November 2019   08:08 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-Calvin & Silvi

Pria berjas hitam itu bangkit berdiri. Seluruh tubuhnya pegal. Inilah efek tidur semalaman di ranjang rumah sakit. Sesosok wanita tua namun tetap cantik, terbaring di ranjang sebelah.

"Kamu mau kemana?" tanya si wanita.

"Ada seseorang yang harus aku temui, Ma."

"Pasti gadis itu lagi..." desah wanita itu, menatap langit-langit putih dengan kedua matanya yang telah sehat kembali.

"Mama bisa kutinggal sebentar, kan? Toh hari ini Mama sudah bisa pulang. Biar kuminta supir mengantar Mama."

"Calvin, Mama ingin kamu menemani Mama di sini. Cuma kamu yang Mama punya. Pada siapa lagi Mama bersandar selain padamu?"

Calvin mendesah. Dibelainya rambut putih wanita sosialita itu.

"Ma, selamanya Hellena Roselina akan jadi Mamaku. Tapi, aku ini hanya satu. Aku harus dibagi-bagi. Mama mengerti, kan?" jelas Calvin lembut, amat lembut.

Nyonya Rose tergugu. Menutup wajahnya dengan bantal. Namun, ia turunkan kembali bantal putih itu saat Calvin mencium keningnya.

Lima menit berselang, Calvin berjalan cepat meninggalkan rumah sakit. Langkahnya surut di depan gerbang sekolah luar biasa. Mata sipitnya menangkap kelebatan rambut panjang milik seorang gadis. Nampak gadis itu menggeram marah, lalu menarik kunciran rambut temannya. Teman si gadis menjerit kesakitan. Helai-helai rambut terlepas dari ikatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun