"Nggak usah, Calvin. Kamu di sini aja sama Arini." cegah Sivia halus.
"Tapi aku mau bantu, Sivia. Rasanya nggak berguna banget kalo nggak partisipasi..."
Sivia mendesah tak kentara. Pelan merapikan kunciran rambutnya.
"Kamu kan yang beli rumah ini. Hitungannya udah partisipasi dong. Lagian kamu nggak boleh capek..."
"Assalamualaikum."
Pria-wanita berwajah oriental, bule, dan Timur Tengah memasuki rumah sambil mengucapkan salam. Merekalah yang disebut tetangga ajaib oleh Jose.
"Waalaikumsalam. Mari, silakan." sambut tuan rumah penuh kehangatan.
Mereka tetangga yang ramah. Tangan mereka terulur membereskan barang-barang. Tak ada keluhan, tak ada paksaan. Semua dilakukan dengan tulus. Dibantu Jose dan Alea, Calvin menghafal nama mereka satu per satu.
"Saya Reinhard, penulis terkenal..." kata seorang pria dengan sweater v-neck dan skinny jeans.
"Penulis terkenal kok tulisannya nggak laku? Istrinya jarang rasain royaltinya..." sela Rinjani, perempuan berambut panjang dan bergaun magenta.
Reinhard melotot. Yang lain tertawa. Sepasang suami-istri ini memang absurd.