"Calvin, awas! Ada darah lagi!" pekikku memberi peringatan.
Terlambat. Darah itu terminum bersama teh. Calvin terbatuk, lalu memuntahkan kembali teh bercampur darah. Cairan coklat-kemerahan terambur ke karpet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!