"Gabriel...are you a follower of Prophet Muhammad?"
"Yups. Kenapa kaget gitu?"
Andrio tersenyum malu. "Nama kamu kayak malaikat di Alkitab. Malaikat yang bawa kabar kalau Bunda Maria bakal melahirkan Yesus."
Pintar juga anak ini. Wawasannya luas. Dia tak hanya belajar agamanya, tetapi juga agama lain.
Usai shalat, mereka menuju unit kemoterapi. Tim dokter menyalami Ayah Calvin penuh hormat. Mereka memberi Andrio eprhatian lebih. Salut mereka pada figur Calvin Wan yang teramat perhatian pada anak spesial penyintas kanker. Padahal anak itu bukan darah dagingnya. Di sela kesibukan, pebisnis berdarah keturunan itu meluangkan waktunya untuk mengurus anak spesial.
Jose makin kagum pada Ayahnya. Pelukan Ayah Calvin, inisiatifnya membersihkan sisa muntahan tanpa mengeluh, dan ucapan-ucapan meneguhkannya sungguh memotivasi. Terbersit janji di hati Jose. Mulai Sabtu depan, Ayahnya takkan datang sendiri ke rumah sakit. Dirinya, Gabriel Calvin, pemilik nama di kitab suci lain, akan menemani Andrio dan Ayahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H