"Oh Sayang...kamu di sini ya? Sudah kenalan sama Andrio?"
Ayah Calvin datang mendekat. Dipeluknya Jose dan Andrio bergantian. Kini Jose paham alasan Ayahnya menghilang selama tujuh-delapan jam di Hari Sabtu. Lihatlah, begitu hangat Andrio dan Ayah Calvin berpelukan.
"Siap kemo lagi, Sayangku? Efek samping yang kemarin masih terasa?" tanya Ayah Calvin penuh kelembutan.
"Masih mual, Ayah. Kepalaku sakit." lirih Andrio.
Mendengar itu, Ayah Calvin mencium kening Andrio. Lalu mengecup puncak kepalanya.
"Gabriel...sorry. Ayahmu aku pinjam dulu." Andrio meminta maaf.
Jose tersenyum. "No problem. Ayah Gabriel Ayahnya Andrio juga."
Terpancar kebanggaan di mata Ayah Calvin. Putranya mau berbagi. Putranya tak cemburu.
Pandangan mata Andrio berpindah ke jam tangannya. Dengan lembut, dilepasnya pelukan Ayah Calvin. Bersiap untuk shalat. Masih ada waktu setengah jam sebelum ODC (one day chemotherapy) dimulai.
"Kamu mau shalat? Aku ikut." kata Jose sigap.
Mendengar itu, Andrio megerutkan keningnya. Gabriel ingin shalat? Jose pun ikut heran di saat bersamaan. Teman barunya ini ternyata pengikut Prophet Muhammad.