Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Serial Calvin, Jose, Alea] Murid Baru

8 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 8 Juli 2019   06:12 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelas nyaris kosong. Betapa herannya Jose karena si murid baru masih di sana. Setengah hati ia bertanya. Dijawab polos oleh Steven.

"Aku di sini aja ah, nemenin kamu. Masa kamu ditinggal sendirian?"

Jose terenyak. Hatinya tergores mendengar frasa 'ditinggal sendirian'. Ya, Allah, bahkan anak tak tahu diri ini lebih peka dari Ayah Calvin. Berhari-hari Ayah Calvin membiarkannya sendirian.

Bekal yang dibawakan Bunda Alea cukup banyak. Ada bento berisi dua nasi yang dibentuk menyerupai panda imut, ayam teriyaki, potongan wortel, tomat, dan daun selada. Bunda Alea juga membawakannya pizza, cheesecake, pai susu, pastel, puding coklat, kue krim, dan muffin.

"Kamu mau?" tawar Jose ragu.

Steven ikutan ragu menerimanya. Unik sekali, dua anak berbeda etnis dengan kontur wajah tak sama, makan dari kotak bekal yang sama. Berbagi bekal tanpa membedakan sekat ras dan keyakinan.

iPhone Jose berbunyi. Pop up dengan tulisan "Ayah Calvin" berpendar di layar. Steven melihatnya.

"Ayahmu telepon tuh," tunjuknya.

"Biarin. Males aku angkat," ketus Jose.

"Masa Ayahnya dicuekin? Aku aja pengen punya Ayah." sentil Steven.

Jadi, Steven anak yatim? Dia tak pernah merasakan belaian kasih seorang ayah. Jose masih lebih beruntung. Meski begitu, Jose enggan mengangkat telepon Ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun