"Kayak lagu aja..." Jose mau tak mau tertawa kecil.
Ayah Calvin tersenyum. Ia lega mendapati anaknya lebih tenang. Begitu hati-hatinya Ayah Calvin menjaga kondisi psikis Jose sejak dia sakit.
Smartphone berlogo apel tergigit itu bergetar. Cepat-cepat Ayah Calvin mengambilnya, menggeser trackpad. Jose perhatikan ekspresi wajah Ayahnya sewaktu menerima telepon.
"Shilla...meninggal?" Ayah Calvin terperangah.
Itulah yang didengar Jose. Jantungnya serasa berhenti berdetak. Ya, Tuhan, benarkah?
Klik. Telepon diakhiri. Ayah Calvin menggendong Jose ke ranjang, menidurkan, lalu menyelimutinya.
"Kenapa, Ayah?" tanya Jose serak. Ia takut, takut mendengar apa yang akan dikatakan Ayahnya.
"Bad news, Son. Ayah harus pergi. Ayah nggak bisa jaga kamu hari ini..."
Sisa kata-kata Ayahnya tenggelam. Tak dapat ia tangkap lagi. Tubuh Jose membeku dijalari rasa dingin. Dingin yang tak ada hubungannya dengan air conditioner di kamar bernuansa pastel itu.
Setelah mengecup kening Jose, Ayah Calvin bergegas pergi. Meninggalkan Jose membeku dihantam dinginnya kesedihan.
** Â Â