Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Serial Calvin, Jose, Alea] Bukan Pelukan Terakhir

30 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 30 Juni 2019   06:08 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesaat Ayah Calvin dan Bunda Alea saling tatap. Saling mengungkapkan pikiran bagaimana cara membujuk yang terbaik.

"Tahun lalu, Ayah pernah larang Jose camping di dekat danau. Masih ingat nggak alasannya apa?"

"Banyak hewan buas di sana."

"Apa Ayah jahat? Apa Ayah nggak sayang lagi karena melarang Jose?"

"Nggak. Ayah baik banget. Ayah tetap sayang sama Jose."

"Sama kayak Dokter Tian. Jose dilarang main basket biar darah di dalam tubuh itu tetap stabil. Biar nggak terjadi apa-apa."

Perkataan Ayahnya membuat Jose merenung. Benarkah begitu? Sesuatu telah terjadi pada darahnya. Kelainan darah yang hampir mirip dengan sang ayah.

"Ayah kamu benar, Sayang. Melarang itu bukan berarti nggak sayang lagi. Tapi demi kebaikan..." kata Bunda Alea membenarkan.

Dan...Jose pun percaya. Ia tak lagi mengeluhkan larangan main basket seumur hidup.

Tiba di halaman depan, mereka surut langkah. Langit memerah. Berkas-berkas sinar keemasan pertanda sore resah dan ingin menyerah. Bulan menggantikan, siap mengalah. Bila bulan bertukar posisi dengan matahari dengan pancaran cahaya baru, Jose justru lelah.

Kelelahan, Jose rebah di sofa. Ayah Calvin dan Bunda Alea saling sikut. Mereka bergantian memandangi wajah permata hati satu-satunya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun