Ada pesan pribadi lain. Nama siviaaisyacalvin@gmail.com berpendar di layar.
"Sivia...Sivia anakku." Bibir Alea bergetar menyebut nama putrinya. Putri cantik yang ia rindukan.
Permintaan Sivia sungguh menyesakkan. Ia menginginkan Alea menjadi pembaca pertama novel terbarunya. Perih hati Alea. Ia Bunda yang melupakan perkembangan putrinya sendiri.
Patah-patah Alea mengetikkan balasan. Menjanjikan satu hari khusus untuk membaca draf novel karya Sivia. E-mail balasan terkirim dengan gumpalan rasa bersalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H