"Farhan belum dapet uang...Farhan nggak tahu harus buka puasa pakai apa. Adik-adik Farhan gimana?" isaknya.
Ayah Calvin mengelus puncak kepala anak itu. Diberikannya loyang pizza terakhir.
"Ini buat Farhan dan keluarga." ucapnya.
Bagai terang mentari sesudah hujan, wajah pengamen cilik itu cerah kembali. Cepat ia mengusap mata. Ia berterima kasih berkali-kali pada Ayah Calvin. Pikirnya, siapakah pria berjas mahal dan berkacamata ini?
"Semoga rezeki Tuan dilipatgandakan..." doanya berulang-ulang.
Sejurus kemudian, Ayah Calvin membantu anak itu berdiri. Mengambilkan tutup botol dan bungkus permennya.
"Tuan, selamat menunaikan ibadah puasa..." tukas si pengamen cilik.
Ayah Calvin tersenyum. "Saya beragama Buddha." ujarnya lembut.
** Â Â
Jose terpesona mendengar cerita Ayahnya. Sepertiga malam itu, Ayah Calvin tak membacakannya buku. Dia menjawab rasa penasaran Jose.
"Waktu masih ke vihara, Ayah sering ngelakuin itu ya?" gumam Jose kagum.