Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Malaikat Pemberi Pesan Damai Itu Calvin Wan

15 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 15 Mei 2019   06:51 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyanyiannya terhenti. Ayah Calvin menekapkan tangan ke dada. Wajahnya sepucat perkamen.

"Tinta pesan damai....dan terwujud harmoni." Jose mengakhiri lagu dengan tergesa. Ia berpaling menatap Ayahnya.

Sejenak dia tersadar. Mengapa Ayah Calvin tidak membawa mobil? Bila Ayah Calvin menjemputnya di tengah hujan begini...

"Ayah kan habis terapi. Kenapa nekat jemput Jose sih? Jose bisa pulang sendiri!" protesnya.

"Kamu yang terpenting, Sayang. Ayah akan kuat demi kamu." balas Ayah Calvin setenang mungkin.

Jarak danau dengan kompleks perumahan elite tempat tinggal mereka cukup dekat. Akan tetapi, rasanya jauh sekali dalam situasi seperti sekarang. Tiap langkah kaki Ayah Calvin serasa sangat berat. Setumpuk kata kebanggaan telah tersusun, namun syaraf-syaraf bicaranya kelelahan diajak bekerja. Sekujur tubuhnya kian melemah.

Ingin Ayah Calvin katakan ini. Betapa ia bangga pada Jose. Jose menolong anak yang membencinya. Tak semua anak berjiwa besar seperti itu.

Sayang sekali, kebanggaan itu tak sempat terucap. Dua ratus meter sebelum gerbang kompleks, tubuh Ayah Calvin limbung. Jose menahan lengan Ayahnya. Tapi ia belum cukup kuat. Ayah Calvin terlalu tinggi dan berat untuknya.

"Tuan Calvin! Anda tidak apa-apa?"

Seorang lelaki berjaket hijau berlari-lari dari seberang jalan. Ia memapah Ayah Calvin ke dalam kompleks. Jose menjajari langkahnya, hatinya penuh tanya.

"Siapa Anda...?" tanya Ayah Calvin lirih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun