Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunda Calisa untuk Ayah Calvin

8 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 8 Mei 2019   06:11 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tes.

Cairan merah menetesi pasir putih. Hidung Ayah Calvin mengalirkan darah segar.

"Ya Tuhan..." Bunda Calisa mengusapkan sapu tangan putihnya. Membersihkan darah pelan-pelan.

Mengapa serangan ini datang di saat kurang tepat? Hati Ayah Calvin berdesir. Desir ini, seperti belasan tahun yang lalu.

"Malaikat tampan bermata sipit..."

"Princess..."

Panggilan-panggilan khas itu terus terngiang. Tapi itu dulu. Kini...

"Pak direktur, ayo kita masuk. Sudah terlalu dingin. Tak baik untuk kesehatan anda." ajak Bunda Calisa.

Tanpa menunggu persetujuan, Bunda Calisa memapah Ayah Calvin masuk ke rumah. Agak susah, karena tubuh Ayah Calvin lebih tinggi dan lebih berat.

"Maaf..." lirih Ayah Calvin, tubuhnya tersandar letih ke sofa. Wajahnya lebih pucat dari sebelumnya.

"Pak direktur sudah minum obat?" tukas Bunda Calisa, mencari-cari botol putih yang sudah dihafalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun