Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[3 Pria, 3 Cinta, 3 Luka] Satu Miliar Titik Cahaya

22 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 22 Februari 2019   05:59 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Abis...sejak ada Calvin, Abi jadi lupa padaku."

"Kamu yang lupa padanya," Tuan Effendi menimpali, nadanya dingin.

Adica mengerutkan dahi. Tuan Effendi kembali bersuara.

"Gegara kamu tak punya waktu, Assegaf mencari caregiver. Dan datanglah Calvin."

"Jadi, Om Effendi mau menyalahkanku?"

Suasana memanas. Revan dan Dokter Tian menengahi. Belum sempat adu argumen itu reda, telepon berdering. Adica yang duduk paling dekat meja telepon, mengangkatnya.

Semenit. Tiga menit. Lima menit, pesawat telepon di tangannya jatuh bergemeretak. Tiga pasang mata memandangnya waswas. Adica bernafas cepat, wajahnya pias, dari matanya terhambur kristal bening.

"Ummi...!"

**     

Malam bahagia itu rusak seketika. Semua yang bahagia lesap. Tergantikan hantaman kesedihan yang menghebat.

Koridor rumah sakit gaduh. Derit kursi roda, derak brankar, suara-suara bernada panik, dan teriakan kedukaan menggema. Pasien lain terganggu? Who care?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun