-Semesta Dokter Tian-
Kecewa menggerus hati. Binar harapan meredup. Istrinya tak mau merayakan Imlek bersama. Praktis Dokter Tian melewatkan pergantian tahun baru Lunar dalam sepi.
Berjam-jam di mansion megah justru membuatnya terpenjara. Tak ada sesiapa. Kesepian menyergap rongga hati. Mengisinya dengan zat mematikan.
Tak tahan lagi, Dokter Tian meluncur ke tepi pantai. Dia datang ke pesta kembang api jelang tengah malam. Sudah terlambatkah? Masih bisakah ia melihat tarian bunga api di langit kota?
Dokter Tian memarkir mobilnya dengan penuh harap. Melangkah pelan menyusuri hamparan pasir putih. Selamat tinggal kesepian. Selamat datang keramaian.
Boleh juga ekspektasinya. Bunga api terus menari di langit. Tak ingin kalah dengan kerlip ratusan bintang. Orang-orang berkumpul, ada yang sendirian dan ada yang berkelompok. Semuanya terlarut dalam keceriaan.
Apa gunanya bersedih? Manusia hanya akan bersedih sendirian. Seisi dunia akan ikut bahagia bila manusia bahagia.
Sedih dan sepinya lesap. Tergantikan semangat dan kebahagiaan. Dokter Tian berbaur dengan sekelompok besar warga keturunan berbaju merah. Dia menunduk menatap pakaiannya sendiri. Putih, rasanya dia ingin tertawa.
"Dokter Tian?"
Tepukan hangat di bahunya menyadarkan. Calvin berdiri di sampingnya, tersenyum menawan.
"Calvinku ada di sini juga..."