"Adeline pergi meninggalkan saya. Dia membawa anak hasil pernikahan..."
Ingin rasanya Calvin meminta Abi Assegaf berhenti bicara. Takut melanggar pantangan lainnya, tidak boleh menceritakan sesuatu yang buruk. Sayangnya, Calvin tak se-to the point itu.
Setengah jam kemudian, Abi Assegaf mengajaknya turun ke ruang makan. Meja makan cinamon glaze itu dipenuhi mie goreng, dimsum, kue lapis legit, kue keranjang, ayam panggang, bebek Pekking, giaozi, dan telur yang direbus dengan teh. Keranjang rotan di tengah meja berisi jeruk. Tak ada arak dan daging babi.
"Ya, Tuhan, siapa yang akan menghabiskan semua ini?" desah Calvin.
"Kita bisa bagikan pada pelayan untuk mereka bawa pulang." kata Abi Assegaf, tersenyum kecil.
Mereka duduk bersisian. Makan bersama layaknya ayah dan anak. Piring berisi salmon dan salad mereka dekatkan. Calvin dan Abi Assegaf mengaduknya bersama-sama. Lalu mengangkat tinggi sumpit mereka. Keduanya sangat menikmati momen kebersamaan ini.
"Terima kasih, Abi." ujar Calvin lirih. Abi Assegaf tersenyum lembut, senyuman ayah pada anaknya.
** Â Â
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga