Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[3 Pria, 3 Cinta, 3 Luka] Imlek Kasih, Imlek Cinta

5 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 5 Februari 2019   06:16 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf, saya tak sengaja. Maaf..."

Ia bertabrakan dengan sosok tinggi berkepala botak. Kontras dengan sebagian besar penikmat perayaan lainnya, pria ini berwajah tipikal Timur Tengah. Hidungnya mancung dan senyumnya ramah. Ia tetap menawan dalam usia yang tak lagi muda.

"Tidak apa-apa, sayalah yang harus minta maaf. Penglihatan saya menurun belakangan ini."

"Abi..."

Pemuda lain yang sama tinggi dengannya terburu menghampiri. Raut cemas tergurat di wajah.

"Calvin..." kata pria berwajah Timur Tengah itu lembut.

"Saya cemas sekali. Abi jangan jauh-jauh dari saya."

Si pemuda sedikit terengah. Pelan merapikan rambutnya.

Sedetik. Tiga detik. Lima detik. Seolah memiliki daya magnet, Tuan Effendi meliriknya. Kalau tadi lelaki Middle East yang sudah tua saja masih terlihat tampan, pemuda ini sepuluh kali lipat lebih rupawan. Entah mengapa, Tuan Effendi senang memandang wajahnya. Wajah itu begitu bersih dan tampan. Terlebih kala ia tersenyum. Mata sipit bening di balik wajah putihnya mencerminkan ketenangan dan kelembutan hati. Tubuhnya tinggi, padat berisi, tapi tidak gemuk dan tetap proporsional.

Charming, care, and kind, bisik hati Tuan Effendi. Tanpa sadar dia menilai pemuda itu dari pandangan pertama. Beruntungnya orang tua si pemuda.

**     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun