Namun jiwa dan cintamu pasti untukku
Inikah namanya cinta diam-diam
Hanya Tuhan engkau dan aku yang tahu
Biarkanlah ragamu ini jadi miliknya
Namun jiwa dan cintamu pasti untukku
Inilah namanya cinta diam-diam (3 Komposers-Cinta Diam-Diam).
Calvin bermain piano. Eye contact ia lakukan sepenuh hati pada dua pria berjas mahal di meja paling ujung. Ia terhipnotis nada-nadanya sendiri.
Samar dilihatnya bibir Dokter Tian bergerak pelan melafalkan lirik-lirik lagu. Tuan Effendi bersandar ke kursinya. Pandangannya menerawang, seolah tersungkur dalam deja vu.
Cafe ini kosong, sekosong hati mereka. Tak sia-sia Dokter Tian membayar mahal untuk mengosongkan cafe selama beberapa jam. Hari ini, cukup jadi milik mereka bertiga.
"Great," puji Tuan Effendi tulus. Merangkul Calvin hangat.
Hati Calvin mendingin. Lama, lama rasanya sejak terakhir kali sang Papa bersikap lembut. Tepatnya sejak prahara Adica dan konflik dengan Abi Assegaf.