Tak ingin mengganggu mereka, Gabriel berdiri saja di ambang pintu. Tersenyum memandangi Tuan dan Nyonyanya. Abi Assegaf memberi pelukan singkat pada sang istri. Lembut mengecup kedua pipinya.
"Kemarilah, Gabriel." panggil Abi Assegaf, melambaikan tangannya.
Pria berpakaian putih itu menurut, duduk berhadapan dengan Abi Assegaf dan Arlita. Abi Assegaf menatapnya lekat.
"Ada yang membuatmu khawatir?"
"Tuan Deddy meminta saya melepas lensa kontak."
Mendengar itu, Abi Assegaf dan Arlita bertukar pandang. Arlita menghela nafas, lalu berujar.
"Terus terang saya juga ingin kamu melepasnya, Gabriel. Tak tahu kenapa, saya penasaran."
Elastik ketakutan memukul-mukul hati Gabriel. Mengapa seisi rumah ini sepertinya penasaran padanya? Ingin sekali melihat matanya yang asli. Gabriel tak nyaman, sungguh tak nyaman.
Abi Assegaf menyikut Arlita. Berbisik memperingatkan. Lembut diyakinkannya Gabriel bila ia tak perlu melepas kontaknya. Gabriel tidak perlu menanggapi serius keinginan Deddy dan Arlita.
Dari lantai atas, terdengar suara lembut Syifa menyenandungkan Beautiful Morningnya Ace of Base. Tak lama, gadis itu turun ke lantai bawah.
"Pagi, Abi. Pagi, Ummi." sapanya riang. Bergantian mencium pipi keduanya.