Semesta nampaknya tak berpihak. iPhone Arlita mati. Ia lupa membawa charger dan power bank. Tak kehabisan akal, wanita cantik dengan tinggi 165 senti itu berlari ke dalam kantor. Ia mengangkat pesawat telepon. Menekan sejumlah nomor, lalu menempelkan gagang telepon ke telinganya.
Hatinya berdebar-debar. Amat berharap Assegaf cepat menjawab telepon. Urgen, sangat urgen.
"Assegaf..." desah Arlita dengan nafas memburu.
"Ada apa, Arlita?"
"Cleaning service di radio kita meninggal."
** Â Â
Ada yang bergerak
Di dalam dadaku ini
Seperti kukenal
Pernah kurasakan