"Gabriel...!" panggilnya dengan suara tercekat.
Si perawat tampan bergegas datang. Terperangah melihat bercak-bercak darah.
Kondisi Abi Assegaf kembali drop. Perdarahan sungguh tak terduga. Efeknya fatal.
Abi Assegaf kehabisan banyak darah. Riskan mengandalkan perawatan homecare. Mereka melarikan ayah Adica dan Syifa itu ke rumah sakit.
Mendengar Abinya drop, Adica menanggalkan profesionalitas. Ditinggalkannya kotak siaran. Mengabaikan protes pengarah acara.
Syifa langsung meluncur ke rumah sakit begitu mendapat kabar buruk. Balon kecemasan menggelembung ketika dokter berkata.
"Tuan Assegaf harus transfusi darah sekarang juga."
Wajah-wajah kaget menyeruak. Syifa melangkah maju.
"Saya saja, Dok. Golongan darah saya dan Abi sama."
Betapa heran Syifa saat Arlita menarik tangannya. Ia menatap putrinya pnuh arti. Sesaat kemudian Syifa paham. Siklus kewanitaan itu menghalangi. Kadar HB di bawah 12,5 g/dl jadi alasan.
Sesal menghinggapi hati. Putri kampus itu merasa bersalah. Adica dan Arlita berpandangan. Mereka pun tak berdaya. Golongan darah mereka berbeda.